Rabu, 24 Februari 2016

Nyanyian Sang Alam

Angin berhembus pelan, gemericik air terdengar enggan mengalir deras. Daun pun semakin layu dan terjatuh.. apa ini artinya? Alam bersedih?  Sama seperti hati ini yang tak lagi memiliki rasa, begitu hampa.. sampai alam pun enggan menyapaku hari ini..

Aku ingin selalu menyandarkan diri pada alam bebas.. melihat begitu indahnya ciptaan Tuhan dari atas sana. Berteriak mengeluarkan segala asa.. ditemani awan-awan yang tak dapat kusentuh.. begitupun dengan hembusan angin yang begitu kuat. Tapi ini hanya khayalan.. khayalan yang belum bisa kutemukan lagi. Seiring dengan perjalanan takdir.. lelahkah aku? Akan ku jawab YA.. AKU LELAH...

Heii apa kabar sungai-sungai kecilku di padang edeilweis sana? Ingatkah kita pernah menumpahkan segala rasa? Ingin sekali aku membasuhkan air yang begitu dingin hingga membasahi kepala dan wajahku.. apa kabar rumput-rumput yang selalu menenangkan pikiranku? Bisakah kita bertemu lagi? Aku berharap IYA..

Tuhan.. ijinkan aku menginjakkan kaki pada sebuah kedamaian.. tanpa tangis, tanpa kehampaan, tanpa rasa amarah yang selalu menghiasi hari-hariku yang kelam..
Ijinkan aku kembali ke tempat dimana aku bisa mendapatkan senyumanku.. bersama air, hutan, kerasnya bebatuan, tebalnya kabut.. aku rindu itu semua.. mata terpejam sesaat dan nikmatin keindahan itu. Dalam khayalku.. dan begitu ku buka mata.. aku kembali melihat bagaimana pahitnya kehidupan yang masih panjang..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar