Rabu, 06 Juni 2012

Gubug berkardus

Sebuah pinggiran..
Seseorang berjalan terseok-seok
Gelap.. sangat gelap..
Keringatnya mengalir seperti sedang berjuang di tengah rasa lelah

Lihat dia.. Dia tersenyum..
Tetap menggenggam tangan buah hatinya..
Seraya berbisik
"Berjuanglah.."

Semakin mantap dia melangkah
Tanpa alas kaki
Tanpa baju yang layak..
Hanya bermodalkan keberanian

Heii para pencari nafkah
Lihat dia.. Dia masih tersenyum..
Apakah ada yang lebih layak dari ini?

Kuat bagai karang yang tak pernah retak..
Lembut bagai sutera yang paling sempurna..
Hatinya tulus.. tanpa keluhan..
Tetap menjaga segala usahanya..

Malam telah datang..
Dia kembali..
Di istana terbaiknya..
Kumuh.. sangat kumuh..
Hanya sebatang lilin sebagai alat penerangnya..
Dialasi karung-karung bekas..
Canda tawa selalu menghiasi wajahnya.. seakan kelelahan bukanlah suatu masalah

Dingin yang menusuk tulang ia hiraukan
Menghangatkan diri dengan setumpuk kardus
Lantunan doa yang begitu khusyu...
Dia berbisik.. "Tuhan.. tetap jaga rasa aman ini.."
Lihat dia kawan... Dia tetap tersenyum.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar