Rabu, 13 Juni 2012

Suara halus itu.. selalu memanggil namaku! - bagian 1



Suara itu... suara aneh itu.. Sangat halus..
Semakin dekat.. panggilan-panggilan aneh itu..
"Nina.. Nina.." panggilnya. Tapi suara siapa itu?? Aaaarrrrggghhh...

Nina berlari di kegelapan malam, seperti ada yang sedang mengejarnya. Napasnya terengah-engah, keringatnya bercucuran. Sesekali dia menengok ke belakang sambil terus berlari, tak peduli jalanan becek yang membuat sebagian celananya kotor parah. Dia terus berlari, wajahnya pucat.. semakin jauh.. tetapi suara itu masih terdengar. "Nina.. Nina.." panggilnya.

***

Nina bergerak cepat, dia kesiangan. Mata kuliah pertama pukul 07.00, mata kuliah miss.Killer... sulit untuk minta konsekuensi untuk dosen yang satu ini. Nina sudah 2x ngga masuk mata kuliahnya, sekali lagi dia akan kena depak dari Ujian Tengah Semester nanti. Bukan tugas yang akan menolongnya, namun sebuah novel vavoritnya yang wajib kudu kita cari di sebuah perpustakaan di Yogyakarta sana. Harganya juga cukup menguras kocek di ATM.. bisa ratusan ribu. Nina ngga mau ambil resiko karna ini, dia berusaha semaksimal mungkin untuk tetap masuk mata kuliah Miss.Killer..

Tik..tok.. tik.. tok.. waktu tanpa berhenti, membuat Nina sedikit emosi karna harus menunggu bis. Taxi jam segini juga jarang muncul, Nina kehabisan akal. Dia pasrah.. 

***

Titan menunggu di kantin kampus, tempat dimana Nina biasa nongkrong apabila gagal ikut mata kuliah pertama. Bener saja, terlihat Nina sedang menekuk seluruh wajahnya diatas meja kantin. Titan tersenyum, dia hapal banget kebiasaan sahabatnya itu. Pasti saja didalam pikirannya tertuju dengan Novel vavorit Miss.Killer.. 
"Nanti gw temenin ke Yogyakarta na.." Ujar Titan memaksa Nina terbangun dari lamunannya. Nina kembali asik dengan khayalannya. Titan tetap tersenyum, membuat wajahnya semakin bersinar. Gadis ini sangat modis, ramah terhadap siapapun, setia kawan, ini yang membuat Nina betah dekat-dekat dengan gadis seperti ini. Ngga pernah mengoreksi dirinya yang serba kurang. Berbeda dengan temen-teman sekelasnya, mereka hobi komentar akan penampilan Nina yang apa adanya. Tapi Titan berbeda, justru dia cuek sampai ngga ada satupun cowo yang dia respon ketika banyak orang berlomba-lomba untuk bisa dekat dengannya.
"Aaaa.. masih jaman yah dosen matre.. kenapa ngga ngasih tugas aja sih." gerutu Nina.
"Udahlah na.. itung-itung liburan ke Yogyakarta, bawa have fun aja lah." balas Titan.

***

Dua minggu menjelang Ujian Tengah Semester, semakin dekat waktu Nina untuk bisa mendapatkan Novel kesukaan Miss.Killer.. Titan mengajak Nina untuk berangkat lusa nanti, namun terlihat keraguan didalam diri Nina. Entah apa artinya itu, yang jelas Nina enggan berangkat ke Yogyakarta. Tanpa alasan.. namun Titan memaksa.. Nina akhirnya setuju berangkat ke Yogyakarta lusa nanti.

Hari berganti hari, jam berganti menit, detik berganti hari H. Hari ini kereta tujuan Yogyakarta akan berangkat pukul 08.00 WIB pagi. Nina dan Titan terlihat buru-buru.. memasukkan baju dan perlengkapan apa adanya kedalam koper mereka. Titan ngga semodis biasanya, penampilannya sangat santai seperti orang yang akan berdiam dirumah. Nina mengenakan celana levis robek-robek kesayangannya, kaos oblong dan kalung rantainya. Titan seperti akan bersanding dengan seorang waria.. (hahahaha.. aku yang menulis sedikit tertawa).

Mobil Titan melejit cepat, dengan lihaynya Titan mengemudi mobil kesayangannya. Andai dia mendapat izin dari orang tuanya untuk bisa ke Yogyakarta dengan membawa mobil sendiri, pastinya Titan ngga akan kerepotan harus mengantri di loket karcis dua hari yang lalu. Namun memang dasarnya kedua orang tua Titan belum 100% percaya dengan anak semata wayangnya itu. Mereka mengizinkan Titan menemani Nina ke Yogyakarta dengan catatan pergi dengan menggunakan kereta Express pagi ini. Titan akan menitipkan mobilnya di rumah kerabatnya yang berada didekat stasiun kereta...

***

10 jam berlalu.. tepat mereka sampai di stasiun Yogyakarta. Cuaca sedikit dingin.. terlihat hujan baru saja membasahi kota ini. Titan mengeluarkan jaketnya dari koper, Nina malah terlihat celingak-celinguk mencari toilet. Ternyata dari tiga jam yang lalu Nina menahan kencing, dia enggan menggunakan fasilitas kereta Express, karna tempo hari dia sempat melihat sepasang manusia yang sedang asik bercumbu didalam toilet kereta. Entah apa yang ada dipikiran mereka, bermesraan didalam toilet, sepertinya otak mereka tercampur dengan racun yang membuat urat malu mereka mendadak hilang. Dan itu membuat Nina trauma, Titan hanya menahan tawa saat mendengar penjelasan Nina tadi.

Seusai istirahat sejenak, mereka melanjutkan perjalanan.. sambil mencari tempat menginap. Hari semakin gelap.. warga Yogyakarta terlihat lebih memilih didalam rumah daripada berperang dengan cuaca yang sangat dingin setelah hujan. Setiap penginapan kami kunjungi, hampir semua penuh. Karna ini termasuk hari libur untuk mahasiswa-mahasiswa di Indonesia. Jadi Yogyakarta adalah tempat yang cocok untuk hunting saat liburan seperti ini.

Ada salah satu penginapan yang Alhamdulillah masih ada satu kamar yang masih kosong. Namun sepertinya pemilik Motel ngga bersahabat. Mukanya ngga enak dilihat, cara berbicaranya pun ngga sesopan pemilik Motel yang lainnya. (Motel = penginapan)

"Mari saya antar ke kamar kalian.." ujarnya singkat. Nina dan Titan saling berpandangan, kemudian mereka mengikuti si pemilik Motel itu. 
Lampu lorong terlihat remang-remang, seperti ngga mampu untuk mengganti lampu yang jauh lebih baik lagi. Nina mencibir, dia merasa Motel ini ngga layak dihuni. Setiap pojok ruangan terlihat ada beberapa lubang tikus, ngga terawat. Lantainya berdebu tebal, hingga Titan harus berkali-kali bersin sambil mengeluh. Nina tertawa melihat tingkah laku Titan, dia memang alergi dengan yang namanya debu. Namun mereka berpikir dimana lagi mereka akan menginap malam ini, tohh hanya sementara. Sampai menyambut pagi besok, intinya mereka terpaksa meski harga Motel ini semalamnya bisa dikatakan paling murah dengan Motel-motel yang lainnya.

***

Nina berusaha untuk tetap bernapas, seseorang telah menyekapnya didalam ruangan yang gelap. Kedua tangannya diikat hingga sedikitpun tenaganya ngga mampu untuk melepas ikatan itu. Terlalu kencang, dia menjerit.. memanggil nama Titan. Namun tak ada jawaban. Nina ingin menangis.. sesaat terdengar suara itu lagi. "Nina.. Nina.." panggilnya. Nina sudah muak,, dia ingin menghajar orang yang selalu mengganggu pikirannya itu. 
"Nina.. Nina.. Tolong.." Suara itu kembali terdengar, namun tak seorangpun berada di ruangan itu. Semua masih terlihat gelap. Nina masih berusaha untuk lari dari ikatan sialan itu.. tiba-tiba terbesit cahaya yang menganggu penglihatannya. Semakin dekat.. sangat dekat.. keringat Nina bercucuran.. dia berusaha untuk menjerit namun tenggorokannya seperti tersumbat. Masih terdengar suara itu.. Nina berontak.. berusaha menggapai sebuah benda untuk bisa melempar cahaya itu.. Nina kalap, dia tetap berontak.. namun seseorang menciptakan sebuah cahaya baru.. Titan berusaha menyadarkannya. Nina bermimpi..

***

Roti dengan selai cokelat dengan segelas kopi hangat hidangan untuk pagi ini, terlihat beberapa penghuni Motel sedang sibuk berebut kamar mandi. Bayangkan saja.. hanya ada satu kamar mandi untuk kurang lebih ada 36 orang yang menginap di Motel ini. Cukup jadi penderitaan baru untuk Nina dan Titan..
Nina masih terlihat gugup karna mimpinya semalam, didalam pikirannya dipenuhi tanda tanya. Suara siapa itu? Mengapa harus setiap malam suara itu selalu hadir, ngga jarang juga mimpi itu selalu sama. Tapi siapa dia? Kenapa dia meminta tolong kepadaku? 
Titan menyadarkan lamunannya, dia mengerti akan sahabatnya itu. Titan sengaja mengajak Nina untuk bisa refreshing sambil menikmati Yogyakarta saat pagi. Terasa asri dan harum akan bau khas warga Yogyakarta. Bentangan sawah disekitar Motel menggoda mereka untuk bisa berfoto-foto ria .

***


bersambung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar