Rabu, 23 Mei 2012

Seharusnya kita


Aku pernah bertemu dengan seorang Ulama, hidupnya begitu sederhana. Kesehariannya dia tak pernah makan nasi atau lauk pauk yang ada disekitar kita saat ini. Percayakah.. Kawand.. seumur hidupnya dia beserta Istri dan semua jemaahnya tidak pernah sakit. Masih mau percayakah kawand.. seumur hidupnya setiap hari beliau beserta istri dan semua jemaahnya melaksanakan puasa. Hartanya melimpah, mobilnya banyak.. dia mempunyai sebuah pesantren yang mewah..

Pada suatu hari aku bersama guruku berkunjung ke kediamannya, pandanganku sulit untuk tegak, hanya mampu menunduk.. Subhanallah... cahaya islami menguasai wajahnya... aku seketika bertanya tentang istrinya.. namun dia menjawab " Maav nak, nyai tidak bisa ditemui, beliau masih cinta akan dunia ini ", terbesit pertanyaan dibenakku.. kami asyik berbincang, gaya bahasanya begitu halus,,, tanpa sadar beliau membaca pikiranku.. menasehatiku kemudian beliau menyuruhku mengambilkan gelas di dapur..

Aku semakin bingung, rumahnya begitu besar tapi tak ada satupun pembantu disana, tiap sudut ruangan wangi dan bersih.. seperti halnya wangi malaikat subuh yang bersarang disitu.. aku mencari dapur.. tiap ruangan aku masuki, ada sebuah ruangan yang terbuka, disalamnya ada seorang wanita, itu Nyai.. beliau sedang berzikir.. sangat kusyu.. wajahnya putih bersinar didalam balutan mukena yang ia kenakan.. aku teringat akan maksudku untuk mengambil gelas.. aku kembali mencari dapur,, ada sebuah ruangan lagi yang membuatku penasaran.. sesaat aku membuka pintu aku terperanjat... tumpukan amplop berisi uang menggunung di ruangan itu.. seperti di kartun-kartun kawand.. banjir uang.. aku hanya mampu bertasbih.. subhanallah..

Aku kembali ke ruang tamu dengan membawa tiga buah gelas, aku terheran karna sama sekali aku tidak diminta untuk membawa teko yang berisi air.. sesaat Pak Kyai membawa dua buah gelas menuju sebuah keran, aku ternganga.. beliau menyuguhi kami air mentah.. (jujur kawand.. aku sudah terbiasa minum air mentah selama pengalamanku di pecinta alam, namun kejadian seperti ini aku baru mengalaminya, tuan rumah menyuguhi tamu dengan air mentah)

Ribuan pertanyaan menyelimuti otakku.. memang Pak Kyai begitu hebat, tanpa aku bertanya pun beliau perlahan-lahan menjawab semua pertanyaanku..

Kawand.. selama beliau hidup, beliau membiasakan orang-orang disekitarnya untuk puasa. Tidak tergantung dengan hal-hal yang nikmat, makan dengan hasil perkebunan, ubi, pisang, singkong dan lain-lain.. tidak pernah memasak air.. BOHONG kalo ada orang bilang air mentah itu bikin penyakit.. aku udah membuktikan.. Pak Kyai selama 86 tahun tidak pernah mengkonsumsi air matang, dan sampai sekarang beliau masih mampu memimpin pesantren dan keluarganya..
Kawand.. tumpukan uang yang aku liat tadi, itu adalah sumbangan dari para donatur.. Kalian harus tau kawand, beliau membagikan amplop-amplop itu bagaikan membuang puntung rokok.. banyak warga miskin yang sudah memiliki rumah karna beliau.. namun beliau tidak mengakuinya, aku hanya mengambil kesimpulan dari penjelasan-penjelasan beliau..
Kawand.. sedikit banyaknya aku tau bahwa masih ada hamba Allah yang seperti ini, tak lepas dari kalimat-kalimat dzikirku.. aku diajak ke sebuah garasi.. aku makin terperanjat.. belasan mobil mewah yang masih terbungkus rapih tanpa plat nomor.. sedikit kotor otakku karna berpikir beliau ini sayang untuk menggunakan mobil-mobil itu.. namun beliau menjawab pikiranku " Mobil-mobil ini untuk para yatim piatu yang setiap minggunya berkunjung kerumahku untuk mencari ilmu agama " SUBHANALLAH.. air mataku mengalir..


Gag kerasa udah 10 jam kami berbincang.. aku beserta guruku berniat untuk pamit.. sebelumnya aku bermaksud mencuci gelas-gelas itu di dapur.. seakan pandanganku ditujukan ke kamar Nyai.. aku kembali bertasbih.. Nyai masih berdzikir.. masih sama dengan kekusyuan yang begitu tinggi. Tidak sedikitpun wajah yang menunjukkan kelelahan karna 10 jam bersimpuh di atas sajadahnya.. Aku baru mengerti.. inilah yang dinamakan " masih cinta akan dunia ini.. ", kawand.. kita berdzikir biasakan karna Allah ta'ala.. bukan karna mengharapkan sesuatu dari Sang Maha Pencipta.. itu adalah sebuah kewajiban untuk kita sebagai ciptaan-Nya.. banyak hal yang aku pelajari disini,, membuat hidupku terasa lebih bermakna..

Alhamdulillah.. sedikit demi sedikit aku mengikuti jejak kehidupan Pak Kyai.. untuk selalu mengutamakan mereka-mereka yang membutuhkan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar