Kamis, 31 Mei 2012

Si Tomboy episode 3 - hilang



Membatin itu menyebalkan yah, penyakit yang selalu saja menyiksa setiap wanita. Biasanya mah cewe-cewe bodoh itu menderita batin karna seorang cowo. Tapi aku ngga lah, aku membatin sama sahabatku sendiri. Masih tersimpan amarah karna kejadian minggu lalu, Milly yang gag menganggapku sahabat dibalik perasaannya terhadap seseorang. Tapi yah apalah aku, aku ngga pernah tega melihat Milly memohon-mohon untuk meminta maaf. Gag tega melihat sahabat terbaikku itu menangis..

Tut.. Tut.. Tut...
Bisa ketemu ngga? by : Hanz. Aku mengerutkan dahiku.. darimana cowo ini dapet nomorku? Cowo yang sekarang menjadi kekasih Milly. Adapakah? Apakah ada sesuatu yang terjadi sama Milly? Belasan pertanyaan memutar di otakku..

***
Cafe Taman.. siang ini terlihat sangat sepi. Masih jam kerja, para pekerja yang biasanya makan siang disini sepertinya belum istirahat. Hanz terlihat menunggu di tempat aku dan Milly biasa makan bareng..
"Hai.. udah lama yah nunggunya, sorry tadi agak macet." Ujarku
"Ngga juga.. baru 15 menit. Ngga apa-apalah nyantai aja.. Oh ya mwu pesen apa..?" tanya Hanz dengan ramah.
"Oh ngga, thanks.. gw gag bisa lama-lama soalnya. Ada kelas musik sore ini di kampus.. langsung aja Hanz.. ada apa lo minta gw dateng kesini?" tanyaku gusar. Merasa perlakuan Hanz terlihat berlebihan, terlalu ramah dan membuatku jijik. Aku anti cowo yang ngga apa adanya..
"Aku suka kamu, Tey.." 
Mukaku memerah, ngga percaya dengan apa yang barusan aku dengar. Mendadak kelakuanku ngga bersahabat. "Maksud lo apa Hanz..?"
"Sebenernya yang aku suka tuh kamu, bukan Milly. Milly cuma aku jadikan pusat informasi wat cari tau tentang kamu Tey, dengan cara ini aku bisa mengenal kamu. Mungkin aku emang salah karna aku membuat sahabatmu itu beranggapan kalo aku menyukainya. Asal kamu tau Tey, ini soal hati dan aku ngga bisa ngebohongin hati aku sendiri.."
Aku bergegas mengakhiri pembicaraan, tanpa merespon penjelasannya. Pergi dari tempat itu aku rasa jalan yang tepat. Aku mencoba berlari, berlari sekencang mungkin, berusaha menghilangkan rekaman pembicaraan tadi di otakku. Hanz menyukaiku? Gila apa dia!!!

***
Milly ngga keliatan berkeliaran di kampus hari ini, biasanya jam segini dia udah standby di kantin dengan mie rebus plus telor kesukaannya. Tapi hari ini terlihat berbeda.. Milly sama sekali ngga keliatan hari ini. Hp'nya pun ngga aktif, sepulang dari kampus aku berencana dateng kerumahnya. Kepalaku pusing, ngga biasanya Milly seperti ini. Ada apa lagi dengan sahabatku yang satu itu? terasa semakin jauh kelakuannya..

Seseorang mengganggu pikiranku.. Ingin rasanya aku memukulnya dengan gitar yang aku bawa dari rumah. Amarah yang mendadak ngga terkontrol, wajah yang membuatku mual. Sesaat wajah itu terlihat di depan mataku.
"Kemarin kemana? Kamu langsung pergi aja" Ujar Hanz yang tiba-tiba datang saat aku sedang berpikir tentang Milly.
Keacuhanku kumat, aaarrrgghh penyakit yang sekian lama ngga pernah muncul lagi. Penyakit yang udah karatan, ANTI COWO. Hanz itu kekasih Milly, kenapa dia mendadak bilang menyukaiku? Apa otaknya terganggu sampai dia ngga sadar dengan apa yang dia katakan? Perutku semakin menjadi-jadi, seperti ada ikan didalamnya. Sarapan tadi pagi memaksa untuk keluar lagi. Huuueegggzzz..

***
Rumah Milly terlihat sepi, ngga ada tanda-tanda kehidupan didalamnya. Tapi lampu ruang tengah terlihat menyala. Ting.. tong... ting.. tong...
Ngga ada jawaban.. aku berusaha mencari tau tentang Milly melalui tetangganya. Dimana Milly? Mengapa dia sama sekali ngga mengabariku? Mau berapa kali lagi Milly akan membuatku marah?
"Mbak Milly beberapa hari ini emang jarang dirumah, neng.. Tapi biasanya kalo malem dia suka pulang bareng sama seorang cowo. Mbak Milly seperti lagi mabok.. karna saya suka menemukan botol minuman di tempat sampahnya."
Mendadak kepalaku pusing.. Milly mabok? Itu bukan Milly.. pasti orang lain. Milly bukan pemabok.. dan siapa cowo yang selalu mengantarnya pulang kalo malam? Hanz kah? Tapi Hanz sama sekali ngga membicarakan Milly seharian ini di kampus.. Dia hanya membicarakan tentang otak gilanya itu. Lantas siapa cowo itu? Aku harus melakukan sesuatu.. mencari Hanz.

***
Hanz terlihat berbinar-binar saat aku menemuinya di lapangan basket. Ngga peduli dengan muka aku yang semakin asem kalo di pandang.. Mungkin dia berpikir aku akan merespon perasaanya.
"Dimana Milly?"
Wajah Hanz mendadak berubah.. seperti orang bodoh yang ngga tau apa-apa.
"Gw nanya Hanz.. dimana Milly?" Tegasku.. nada bicaraku semakin tinggi.
"Aku ngga tau Tey.. beberapa hari ini Milly ngga bisa dihubungin.. aku kerumahnya juga ngga pernah ada orang."
"Bohong!" Ujarku singkat. Serasa mataku udah ngga sabar untuk mengeluarkan air mata yang udah lama ngga keluar beberapa tahun ini. "Gw mohon Hanz.. kasih tau gw dimana Milly.." suaraku melemah.. terasa gelap.. AMBRUK..


bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar