Kamis, 24 Mei 2012

Si Tomboy episode 2 - Falling in Love

Milly kembali berbuat onar, kali ini dia menabrak mobil seorang pengusaha kaya. Aku yang masih memutar otak untuk meloloskannya dari tuntutan si pengusaha itu. Yah seperti biasa, Milly masih anti untuk meminta maaf. Justru setelah menabrak Milly malah memukuli lelaki itu dengan pemukul base ball'nya. Ahh.. dasar Milly, sulit untuk membuatnya jera.

" Pokoknya saya mau minta ganti rugi, mobil saya rusak, badan saya semuanya memar. Gadis itu sudah gila, Pak.. " ujarnya dengan setengah emosi saat berada di kantor polisi untuk dimintai keterangan.

Milly malah terlihat begitu santai, gadis itu tak pernah takut dengan apapun. Baginya keluar masuk kantor polisi adalah hal yang wajar karna udah jadi rutinitasnya setiap minggunya. Aku sendiri seperti kehilangan akal untuk menghadapi sahabatku yang satu itu.

Dua jam berlalu, aku pun membawa Milly pulang. Itu juga karna aku mengganti kerugian pemuda kaya itu. Yah.. harus merogoh kocek yang lumayan banyak. Bagaimana tidak? Pintu belakang bagian kanan rusak parah. Sebagian lagi lecet dan memang harus diganti secara keseluruhan, ditambah lagi diantara mereka sama-sama gak mau mengalah. Aku pusing mendengar perdebatan mereka.

***

Minggu pagi sangat cerah, cocok untuk bisa beraktivitas diluar sana. Aku seperti biasa.. berteman dengan laptop kesayanganku. Menulis cerita tentang kisah-kisah konyol belakangan ini.. Termasuk dengan ulah si tomboy itu, sahabatku. Aku akui memang untuk mendapat sahabat seperti dirinya itu memang sulit, solidaritas yang gag bisa dibayar apapun. Namun yah itu tadi, kekurangannya itu kadang membuatku gerah. Tapi aku tetep optimis. Suatu saat nanti Allah akan membuat jiwa kewanitaannya.. entah kapan?

Tut.. Tut.. Tut... SMS dari Milly, tumben, hemph. Aku berpikir. Gag biasa hari libur gini dia ngajak jalan-jalan. Ada apakah?
Janjian di tempat biasa aja, BT banget dirumah. Itu sms dari Milly.. aku masih berpikir, ada apakah dengan sahabatku itu? Apa tempat tidurnya jebol sampe-sampe dia gak bisa menikmati hari liburnya dengan aktivitasnya seperti biasa. TIDUR!

Jalanan macet, aku memang gak biasa keluar rumah di hari Minggu. Penyakit setiap kali hari libur.. Tapi kali ini aku sendiri kelihatan canggung. Teriknya matahari seperti tembus ke dalam jilbabku. Demi seorang sahabat yang mendadak aneh.. aku ikhlas.

Cafe Taman terlihat penuh, para penikmat kopi dan baso keju di tempat ini membludak kalo udah hari libur. Disini termasuk murah dan rasanya gag diragukan lagi.. aku sendiri sangat memfaforitkan cafe ini. Setiap pulang dari kampus aku dan Milly suka istirahat sambil makan disini. Lingkungannya begitu khas, bikin hati adem banget. Aku mencari-cari sahabatku itu, lima menit aku menunggu. Hampir kesal karna merasa dibohongi, Milly bilang dia sudah sampai tapi nyatanya, aku gag melihat Milly di Cafe Taman. Tiba-tiba seseorang melambaikan tangannya, aku terperanjat gag percaya. 

***
Malam ini sangat sulit untuk memejamkan mataku, aku seperti mimpi. Melihat apa yang aku alami tadi. Sahabatku, Milly. Dia seperti orang asing. Memakai rok 3/4, kemeja, tas cewek dan yang bikin aku gag percaya dia itu memakai high heels. Dandanannya sangat modis dan bener-bener bikin aku gag mengenalnya. Aku merasa ini mimpi, dia berubah dan aku belum tau apa penyebab dia berubah. Semaleman aku mencari tau dari teman-teman kampusku, beberapa teman yang mengenal Milly bilang Milly memang telah berubah. Biasanya dia aur-auran kalo pergi ke kampus, sekarang dia terlihat lebih rapih. Cara bicaranya juga jadi lembut, seperti menjaga kata-katanya. Aku semakin bingung..

***
" Mil.. itu barang-barang dapetin darimana? " tanyaku bingung ketika aku menemuinya di kantin siang ini.
Milly hanya tersenyum. Dia gag menjawab, sifatnya semakin aneh dan semakin membuatku bingung. Kadang kebingunganku membuatku marah, ngerasa gag adil dan merasa gag dianggap. Aku sahabatnya namun aku sama sekali gag mengetahui kenapa sahabatku itu berubah drastis. 

Sepulang kuliah aku mengikuti Milly, kayak yang kemarin-kemarin dia diem-diem pulang tanpa sepengetahuanku. Aku semakin penasaran ada apakah dengan sahabatku itu.. 
Seseorang menunggunya diseberang kampus, Milly melambaikan tangannya. Mobil itu, mobil yang dituju Milly, kaca mobil terbuka dan sesosok pria keluar dari mobil. Aku terperanjat, laki-laki itu.. laki-laki yang beberapa minggu yang lalu berdebat dengan Milly di kantor polisi. Si pengusaha kaya yang sombong itu.. ternyata yang membuat Milly bersikap aneh. Milly jatuh cinta, itu intinya. Pukulan-pukulan Milly ternyata telah menyisakan cerita diantara mereka. Aku pun sangat marah, mengapa Milly gag menceritakan sedikitpun kepadaku. Aku sahabatnya, seharusnya aku tau dari awal. Tapi kenyataannya.. aaarrgghhh.. aku bener-bener marah.

bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar